IKD 1
16.19
BAB
II
PEMBAHASAN.
A.
Holistic Care
1.
Pengertian Holistic Care
Holistic
memiliki arti ’menyeluruh’ yang terdiri dari kata holy and healthy.Pandangan
holistik bermakna membangun manusia yang utuh dan sehat, dan seimbang terkait
dengan seluruh aspek dalam pembelajaran; seperti spiritual, moral, imajinasi, intelektual,
budaya, estetika, emosi, dan fisik. Jadi healthy yang dimaksud bukan hanya phisically,
tetapi lebih pada aspek sinergitas spiritually.
Pengobatan
Holistic adalah, Pengobatan dengan menggunakan Konsep Menyeluruh,yaitu
keterpaduan antara Jiwa dan raga, dengan metode Alamiah yang ilmiah, serta
ilahia yang mana tubuh manusia merupakan
keterpaduan sistem yang sangat kompleks, dan saling berinteraksi satu
sama lainnya dengan sangat kompak dan otomatis terganggunya satu fungsi/ elemen / unsure tubuh manusia dapat mempengaruhi
fungsi yang lainnya.
Pengobatan
Holistic terpadu,memiliki perbedaan konsep yang sangat nyata dengan Konsep
Kedokteran (Konvensional), Konsep
Konvensional lebih lebih menekankan kepada tindakan seperti pemberian obat-obat
kimiawi, dan tindakan rekayasa fisik dengan pembedahan/ operasi, dll,
sementara pengobatan holistic lebih menekankan membangkitkan sistem imun
pasien, dan memperbaiki secara menyeluruh dari faktor pencetus penyakit (akar
permasalahan penyakit), sehingga definisi kesembuhan cenderung permanen (tidak
kambuh lagi), sedangkan yang konnvensional pada umumnya bersifat tindakan
sementara (kambuhan) sehingga sampai ada istilah Pasien Langgangan Dokter.
2.
Sejarah Holistic Care
Sejarah
holistik dimulai sebelum istilah holism diperkenalkan oleh Jan Christiaan Smuts
dalam bukunya “Holism and Evolution”. Holisme saat ini
berkembang dalam istilah holistik, yang
mengkombinasikan penyembuhan, seni, dan ilmu hidup. Holistik popular dengan
cepat di tahun 70-an.Walaupun istilah holisme diperkenalkan di tahun
1926, penyembuhan holistik sebenarnya sudah ada jauh di jaman kuno
kira-kira 5000 tahun yang lalu. Sejarawan belum bisa memastikan dari bangsa manakah pertama kali ia dipraktekkan.
Kebanyakan sejarawan percaya bahwa penyembuhan holistik dimulai di India dan
atau Cina.
![]() |
Jan Christian Smuts |
3.
3. Perawatan Holistic
Semua bentuk praktik keperawatan yang tujuannya adalah
membantu kesembuhan seseorang secara menyeluruh. Perawat
melihat pasien sebagai manusia secara total dimana ada keterkaitan antara
tubuh, pikiran, emosi, sosial/budaya, spirit, relasi, konteks lingkungan.Asuhan
keperawatan yang didasarkan kepada perawatan pasien secara total yang mempertimbangkan
kebutuhan fisik, emosi, sosial, ekonomi dan spiritual seseorang.
4.
Macam-Macam Cabang Penyembuhan Holistik
a.
Holistik Tradisional
Suatu teknik penyembuhan yang memanfaatkan alam dengan
prinsip holisme,berawal sejak ribuan tahun lalu.
Biasa disebut sebagai penyembuhan/pengobatan alternatif atau pengobatan
tradisional. Yang termasuk holistik tradisional adalahakupuntur, akupresur, herbal, ayurveda, uropathy, pranic healing,
apitherapy, dan lain-lain. Gelar para praktisinya bermacam-macam. Ada
yang disebut sebagai tabib, sin-se,dukun,
dan lain-lain.
![]() |
Tabib di Negara Cina |
![]() |
Dukun, biasanya dipercayai olehmasyarat Negara Indonesia |
b.
Holistik Modern
Suatu
teknik penyembuhan yang menggabungkan penyembuhan tradisional dengan teknologi
dan sains modern yang memanfaatkan alam dengan prinsip holisme. Holistic modern berawal sekitar 200 tahun yang
lalu dengan adanya homeopathy. Yang termasuk holistik modern adalah
homeopathy, osteopathy, ananopathy,psikologi hipnotis, naturopathy modern.
Gelar para praktisinya bermacam-macam sesuai dengan aliran ilmunya.
![]() |
Pengobatan Homeopathy |
![]() |
Pengobatan Osteopathy, jenis pengobatan alternatif yang menekankan pijat dan manipulasi fisik lain dari jaringan otot dan tulang |
c.
Holistik Moderen Antophaty
Ananopathy
adalah gabungan teknik pengobatan alternatif tradisional dengan teknologi dan sains modern, dimana tujuannya
adalah menyembuhkan, bukan sekedar merawat. Pengobatan Ananopathy fokus pada
akar penyakit, bukan pada gejala. Teknik yang digunakan adalah dengan
menggunakan Hukum Alam, Hukum Sebab-Akibat, perbaikan pola makan dan gaya hidup, penggunaan bahan-bahan alami, yang
diterapkan dengan basis alam dan sains modern.
Ananopathy dari segi aplikasinya
bersifat 3, yaitu:
a.
Sederhana. Begitu sederhana karena
tidak memerlukan obat-obatan kimia dan operasi.
b.
Cerdik. Mengajarkan Anda untuk
berpikir dan bertindak cerdik.
c.
Bijaksana. Menekankan pemikiran
bijak yang melihat faktor moralitas dan keselarasan.
Dari segi pemikiran, prinsip dasar
Ananopathy juga ada tiga yaitu:
a.
Tuhan. Selalu
melihat permasalahan dari sudut pandang Ketuhanan.
b.
Hukum Alam.
Berpedoman pada Hukum Alam.
c.
Kasih.
Mendasari pemikiran dan prakteknya atas dasar kasih.
Contoh
beberapa “penyakit serius” yang bisa Anda taklukkan setelah menguasai beberapa teknik Ananopathy, tanpa obat-obatan kimia dan
operasi adalah:
Diabetes melitus, Kolesterol tinggi
dan sakit jantung, Stroke, Asam urat dan rematik, Tumor dan kanker, TBC, Maag akut dan kronis.
5.
Metode Pengobatan Holistic yang Dikembangkan dengan Terapi
Berikut :
a.
Pengaturan pola
hidup dan pola makan dengan gizi dan kebutuhan berimbang
b.
Rileksasi, dengan konsep Meditasi
Penyembuhan
c.
Stimulasi Otak dengan tehnik
perangsangan alamiah
d.
Silaturahmi Doktrin
e.
Pancaran Bio
energy (Pranaisasi)
f.
Stimulan promotor dengan Nutrisi
Herbal
g.
Terapi Doa,
dengan kepasrahan mencapai God Spot
h.
Hydroteraphy
dan stimulant alam sebagai pelengkap dan penyeimbang
B.
HOLISME
Holistik adalah memandang manusia secara seutuhnya secara
psikologis dan spiritual. Holisme menegaskan bahwa organisme selalu bertingkah laku
sebagai kesatuan yang utuh, bukan sebagai rangkaian
bagian atau komponen berbeda. Jiwa dan tubuh bukan dua unsur terpisah
tetapi bagian dari satu kesatuan dan apa yang terjadi dibagian satu akan
mempengaruhi bagian lain. Hukum inilah yang semestinya ditemukan agar
dapat dipahami berfungsinya setiap komponen.
C.
HUMANISME
Dalam
teori humanisme lebih melihat pada sisi perkembangan kepribadian manusia.
Pendekatan ini melihat kejadian yaitu bagaimana dirinya untuk melakukan
hal - hal yang positif. Kemampuan positif ini disebut sebagai potensi
manusia dan para pendidik beraliran humanisme biasanya menfokuskan
pengajarannya pada pembangunan kemampuan yang positif. Kemampuan positif
tersebut erat kaitannya dengan pengembangan emosi positif yang terdapat dalam
domain afektif. Emosi merupakan karateristik sangat kuat yang nampak dari para
pendidik beraliran humanisme. Dalam teori pembelajaran humanistik, belajar
merupakan proses yang dimulai dan ditujukan untuk kepentingan memanusiakan
manusia. Dimana memanusiakan manusia di sini berarti mempunyai tujuan untuk
mencapai aktualisasi diri, pemahaman diri serta realisasi diri orang yang
belajar secara optimal.
Asumsi dan Prinsip Dasar Teori
Humanisme
1.
Teori
maslow
Abraham Maslow mengatakan bahwa di
dalam diri individu ada dua hal yaitu:
![]() |
Abraham Maslow |
- Suatu usaha yang positif untuk berkembang.
- Kekuatan untuk melawan atau menolak perkembangan itu
2.
2. Teori Pembelajaran Humanistik
Prinsip -
Prinsip Belajar Humanistik :
a. Manusia mempunyai belajar alami.
b. Belajar signifikan terjadi apabila
materi pelajaran dirasakan murid mempunyai relevansi dengan maksud tertentu.
c. Belajar yang menyangkut perubahan di
dalam persepsi mengenai dirinya.
d. Tugas belajar yang mengancam diri
ialah lebih mudah dirasakan bila ancaman itu kecil.
e. Bila ancaman itu rendah terdapat
pangalaman siswa dalam memperoleh cara.
3.
Rogers (Person Centered Theory)
a.
Kecenderungan formatif, segala hal di dunia
baik organik maupun non - organik tersusun dari hal - hal
yang lebih kecil.
b. Kecenderungan aktualisasi,
kecenderungan setiap makhluk hidup untuk bergerak menuju ke kesempurnaan atau
pemenuhan potensial dirinya. Tiap individual mempunyai kekuatan yang kreatif
untuk menyelesaikan masalahnya.
Perawat merupakan salah satu profesi yang mulia. Betapa
tidak, merawat pasien yang sedang sakit adalah pekerjaan yang tidak mudah. Tak
semua orang bisa memiliki kesabaran dalam melayani orang yang tengah menderita
penyakit. Pengalaman ilmu untuk menolong sesama memerlukan kemampuan khusus dan
kepedulian sosial yang besar (Abdalati, 1989). Untuk itu perawat memerlukan
kemampuan khusus dan kepedulian sosial yang mencakup ketrampilan intelektual,
teknikal dan interpersonal yang tercermin dalam perilaku caring atau
kasih sayang/cinta (Johnson, 1989) .
A. Pengertian Caring
A. Pengertian Caring
- · Caring secara umum dapat diartikan
Sebagai suatu kemampuan untuk
berdediksi bagi orang lain (sense of dedication to another person), pengawasan
dengan waspada (watchful supervision), perasaan empati pada orang lain
dan perasaan cinta atau menyayangi (feeling exhibiting concern and empathy for
others and a loving feeling).
- · Menurut para ahli dapat diartikan
a. Caring
tdk mempunyai pengertian yang tegas, tetapi ada 3 makna dimana ketiganya tdk
dpt dipisahkan, yaitu perhatian, bertanggung jawab, dan ikhlas. Delores gaut (1984).
b. Caring
merupakan fenomena universal yang mempengaruhi bagaimana SSO berpikir,
merasakan, & berperilaku dlm hubungannya dengan orang lain. Crips dan Taylor (2001)
· B. Karakteristik
Caring
1.
Menurut
Wolf dan Barnum (1998) :
Mendengar dengan perhatian.
Memberi rasa nyaman.
Berkata jujur.
Memiliki kesabaran.
Bertanggung jawab.
Memberi informasi.
Memberi sentuhan.
Memajukan sensitifitas.
Menunjukan rasa hormat pada
klien.
Memanggil klien dengan namanya.
2. Menurut Meyer (1971) komponen
utama caring adalah :
Pengetahuan.
Kesabaran.
Kejujuran.
Kepercayaan.
Kerendahan Hati.
Harapan.
Keberanian.
- · Menurut Gibson (1987), secara teoritik ada tiga kelompok variabel yang mempengaruhi kinerja tenaga kesehatan diantaranya :
a.
Variabel individu meliputi, kemampuan, ketrampilan,
latar belakang dan demografi
b.
Variabel psikologis meliputi, persepsi,
sikap, kepribadian, belajar dan motivasi.
c.
Variabel organisasi meliputi, kepemimpinan,
sumber daya, imbalan struktur dan desain pekerjaan.
·
C. PERSEPSI KLIEN tentang
CARING (sebuah penelitian)
A. Persepsi klien
wanita (Riemen, 1986)
1. Berespon terhadap keunikan klien
2. Memahami dan mendukung perhatian klien
3. Hadir secara fisik
4. Memiliki sikap & menunjukkan prilaku yamg membuat klien merasa dihargai sebagai manusia
5. Kembali ke klien dengan sukarela tanpa diminta
6. Menunjukkan perhatian yang memberi kenyamanan & merelaksasi klien
7. Bersuara halus dan lembut
8. Memberi perasaan nyaman
1. Berespon terhadap keunikan klien
2. Memahami dan mendukung perhatian klien
3. Hadir secara fisik
4. Memiliki sikap & menunjukkan prilaku yamg membuat klien merasa dihargai sebagai manusia
5. Kembali ke klien dengan sukarela tanpa diminta
6. Menunjukkan perhatian yang memberi kenyamanan & merelaksasi klien
7. Bersuara halus dan lembut
8. Memberi perasaan nyaman
B. Persepsi klien pria ( Riemen, 1986 )
1. Hadir secara fisik sehingga klien merasa dihargai
2. Kembali ke klien dgn sukarela tanpa diminta
3. Membuat klien merasa nyaman, relaks, & aman
4. Hadir untuk memberi kenyamanan dan memenuhi kebutuhan klien sebelum diminta
5. Menggunakan suara dan sikap yang baik, halus, lembut dan menyenangkan
C. Persepsi klien kanker & keluarga ( Mayer,1986)
1. Mengetahui bagaimana memberikan injeksi dan mengelola peralatan
2. Bersikap ceria
3. Mendorong klien untuk menghubungi perawat bila klien mempunyai masalah
4. Mengutamakan atau mendahulukan kepentingan klien
5. Mengantisipasi pengalaman pertama adalah yang terberat
D. Persepsi klien
dewasa yang dirawat ( Brown, 1986 )
1. Kehadirannya menentramkan hati
2. Memberikan informasi
3. Mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilan profesional
4. Mampu menangani nyeri atau rasa sakit
5. Memberi waktu yang lebih banyak dari yang dibutuhkan
6. Mengenali kualitas dan kebutuhan individual
7. Selalu mengawasi klien
1. Kehadirannya menentramkan hati
2. Memberikan informasi
3. Mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilan profesional
4. Mampu menangani nyeri atau rasa sakit
5. Memberi waktu yang lebih banyak dari yang dibutuhkan
6. Mengenali kualitas dan kebutuhan individual
7. Selalu mengawasi klien
E. Persepsi dari keluarga
1. Jujur
2. Memberikan penjelasan dengan jelas
3. Selalu menginformasikan keluarga
4. Mencoba untuk membuat klien nyaman
5. Menunjukkan minat dalam menjawab pertanyaan
6. Memberikan perawatan emergensi bila perlu
7. Menjawab pertanyaan anggota keluarga secara jujur, terbuka dan ikhlas
8. Mengijinkan klien melakukan sesuatu untuk dirinya sebisa mungkin
9. Mengajarkan keluarga cara memelihara kondisi fisik yang lebih nyaman
BAB III
PENUTUPAN
A.
KESIMPULAN
Pengobatan Holistic adalah, Pengobatan dengan
menggunakan Konsep Menyeluruh,yaitu keterpaduan antara Jiwa dan raga, dengan
method Alamiah yang ilmiah, serta ilahia yang mana Tubuh manusia merupakan
keterpaduan system yang sangat Kompleks, dan salingberinteraksi satu sama lainnya dengan sangat
kompak dan otomatis terganggunya satu fungsi/ elemen / unsure tubuh manusia dapat mempengaruhi fungsi yang lainnya.
Holistik melihat dirinya terus-menerus sebagai bagian dari keseluruhan dan menganggap
yang lain (manusia, hewan, tumbuhan atau
objek) sebagai yang lain. Konsep holisme selalu mengemukakan bahwa organisme
merupakan satu kesatuan yang utuh, bukan terbagi-bagi dalam bagian-bagian.
Sehingga pikiran dan tubuh bukan merupakan bagian yang terpisah, tetapi
merupakan satu bagian yang utuh, dan apabila terjadi sesuatu pada salah satunya
maka akan berpengaruh pada keseluruhan. Perkembangan
psikologi humanistik tidak lepas dari pandangan psikologi holistik dan humanistik.
”Humanisme" dipandang sebagai sebuah gagasan positif oleh kebanyakan
orang.Humanisme mengingatkan kita akan gagasan-gagasan seperti kecintaan akan
perikemanusiaan, perdamaian, dan persaudaraan. Tetapi, makna filosofis dari
humanisme jauhlebih signifikan: humanisme adalah cara berpikir bahwa
mengemukakan konsep perikemanusiaan sebagai fokus dan satu-satunya tujuan.
Kamus umum mendefinisikanhumanisme sebagai
"sebuah sistem pemikiran yang berdasarkan pada berbagai
nilai,karakteristik, dan tindak tanduk yang dipercaya terbaik bagi manusia,
bukannya pada otoritassupernatural mana pun".
DAFTAR PUSTAKA
0 komentar